Cuaca memang bukan faktor utama penyebaran hama ulat bulu di Probolinggo, Jawa Timur. Namun cuaca sangat mendukung perkembangbiakan serangga tersebut.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari, tanpa disemprot pestisida sekali pun, jutaan ulat-ulat itu akan mati dalam sebulan. Menurutnya, Ini merupakan bagian dari siklusdari kehidupan ulat.
“Usia ulat itu hanya 3 sampai 4 pekan setelah itu mereka mati. Jadi tanpa diberi pestisida sekali pun mereka sebenarnya mati. Karena ini sudah meresahkan warga makanya ditangani dengan semprotan,” tutur Hasyim saat dihubungi , Rabu (30/3/2011).
Hasyim menambahkan, pada udara lembab setiap kupu-kupu bisa menghasilkan hingga 600 telur ulat. Jumlah itu akan berkurang seiring datangnya musim kemarau.
“Kalau musim kemarau seperti ini, setiap kupu-kupu hanya menghasilkan 10 persennya (dari 600) saja, mungkin sampai 200 telur hingga lama-lama hilang seiring datangnnya musim kemarau,” urainya.
Serangan ulat bulu kini meluas di lima kecamatan. Dua kecamatan lain yang diserang ulat bulu, Wonomerto dan Sumberasih.
Kasi Penanggulangan Hama Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi mengatakan, hampir di setiap desa di lima kecamatan tersebut tak luput dari serangan ulat bulu.
Sebelumnya, ulat bulu menyerang 12 desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Leces, Bantaran, dan Tegal Siwalan.
Meluasnya serangan ini salah satunya dikarekan perkembangbiakan ulat bulu yang sangat cepat. Dalam jangka waktu 3 hari sudah berubah menjadi ulat.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, serangan ulat bulu tetap meresahkan. Rumah-rumah warga dihinggapi ribuan ulat di tembok dan tanaman. Sebagian besar tanaman yang diserang adalah mangga
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari, tanpa disemprot pestisida sekali pun, jutaan ulat-ulat itu akan mati dalam sebulan. Menurutnya, Ini merupakan bagian dari siklusdari kehidupan ulat.
“Usia ulat itu hanya 3 sampai 4 pekan setelah itu mereka mati. Jadi tanpa diberi pestisida sekali pun mereka sebenarnya mati. Karena ini sudah meresahkan warga makanya ditangani dengan semprotan,” tutur Hasyim saat dihubungi , Rabu (30/3/2011).
Hasyim menambahkan, pada udara lembab setiap kupu-kupu bisa menghasilkan hingga 600 telur ulat. Jumlah itu akan berkurang seiring datangnya musim kemarau.
“Kalau musim kemarau seperti ini, setiap kupu-kupu hanya menghasilkan 10 persennya (dari 600) saja, mungkin sampai 200 telur hingga lama-lama hilang seiring datangnnya musim kemarau,” urainya.
Serangan ulat bulu kini meluas di lima kecamatan. Dua kecamatan lain yang diserang ulat bulu, Wonomerto dan Sumberasih.
Kasi Penanggulangan Hama Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi mengatakan, hampir di setiap desa di lima kecamatan tersebut tak luput dari serangan ulat bulu.
Sebelumnya, ulat bulu menyerang 12 desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Leces, Bantaran, dan Tegal Siwalan.
Meluasnya serangan ini salah satunya dikarekan perkembangbiakan ulat bulu yang sangat cepat. Dalam jangka waktu 3 hari sudah berubah menjadi ulat.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, serangan ulat bulu tetap meresahkan. Rumah-rumah warga dihinggapi ribuan ulat di tembok dan tanaman. Sebagian besar tanaman yang diserang adalah mangga
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !