Muncul untuk memperkuat persenjataan militer, keren atau mengerikan?
Perkembangan teknologi canggih di seputar sistem persenjataan tanpa menggunakan tenaga manusia mulai dikhawatirkan. Sistem ini dinilai akan menjadi ancaman serius bagi keamanan umat manusia di masa mendatang.
Ingat film iRobot? Film itu menceritakan tentang bagaimana masyarakat dunia sudah bergantung pada robot NS-5 yang menjadi asisten rumah tangga. Namun, di tengah cerita, manusia dan robot bertempur. Manusia kalah cepat dan kalah kuat.
Untuk itu, kampanye bertajuk Campaign to Stop Killer Robotmengingatkan potensi bahaya persenjataan itu di masa depan.BBC melansir pada 24 April 2013 gerakan global ini mendesak larangan produksi senjata itu sejak dini.
Kampanye ini menyerukan senjata tanpa awak, seperti pesawat nirawak atau drone, sangat berbahaya mengingat dapat menyerang sasaran tanpa campur tangan manusia.
"Publik sangat gundah ketika mengetahui kemungkinan lahirnya sistem persenjataan ini. Orang tidak ingin robot pembunuh berkeliaran di luar sana," ujar pemimpin kampanye, Jody Williams.
"Manusia normal menilai itu menjijikkan," tambah pria yang meraih Nobel Perdamaian pada tahun 1997 atas prestasinya mewujudkan larangan ranjau darat anti-personil.
Kelompok penentang berpendapat aplikasi teknologi drone dalam peperangan tidak bisa diterima. Aplikasi itu juga bertentangan dengan HAM dan hukum kemanusiaan.
Untuk itu, kelompok ini akan terus berkampanye mendesak ditetapkannya perjanjian yang dapat melarang pengembangan, produksi, dan penggunaan sistem canggih tersebut.
Ingat film iRobot? Film itu menceritakan tentang bagaimana masyarakat dunia sudah bergantung pada robot NS-5 yang menjadi asisten rumah tangga. Namun, di tengah cerita, manusia dan robot bertempur. Manusia kalah cepat dan kalah kuat.
Untuk itu, kampanye bertajuk Campaign to Stop Killer Robotmengingatkan potensi bahaya persenjataan itu di masa depan.BBC melansir pada 24 April 2013 gerakan global ini mendesak larangan produksi senjata itu sejak dini.
Kampanye ini menyerukan senjata tanpa awak, seperti pesawat nirawak atau drone, sangat berbahaya mengingat dapat menyerang sasaran tanpa campur tangan manusia.
"Publik sangat gundah ketika mengetahui kemungkinan lahirnya sistem persenjataan ini. Orang tidak ingin robot pembunuh berkeliaran di luar sana," ujar pemimpin kampanye, Jody Williams.
"Manusia normal menilai itu menjijikkan," tambah pria yang meraih Nobel Perdamaian pada tahun 1997 atas prestasinya mewujudkan larangan ranjau darat anti-personil.
Kelompok penentang berpendapat aplikasi teknologi drone dalam peperangan tidak bisa diterima. Aplikasi itu juga bertentangan dengan HAM dan hukum kemanusiaan.
Untuk itu, kelompok ini akan terus berkampanye mendesak ditetapkannya perjanjian yang dapat melarang pengembangan, produksi, dan penggunaan sistem canggih tersebut.
Sumber : viva.co.id
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !