Menggunakan instrumen yang ada di Aquarius, satelit milik NASA yang dibuat di Argentina, badan antariksa Amerika Serikat itu akan memantau dan merekam data tingkat kadar garam air laut selama tiga tahun ke depan.
Bersama dengan instrumen lain yang dibuat di Kanada, Prancis, dan Italia, setelit ini juga mampu mengumpulkan data-data lingkungan lainnya. Para peneliti berharap, misi ini akan membantu memprediksi perubahan iklim di masa depan dan fenomena jangka pendek seperti El Nino dan La Nina.
“Data dari Aquarius akan meningkatkan pengetahuan kita terhadap samudera dan berpotensi memperbaiki prediksi terhadap siklus air global,” kata Michael Freilich, Director of Earth Science Division, NASA, seperti dikutip dari Fox News, 13 Juni 2011.
“Aquarius juga merupakan komponen penting dalam proyek penelitian ilmu Bumi,” kata Lori Garver, Deputy Administrator NASA. “Ia juga merupakan bagian dari instrumen berbasis di ruang angkasa masa depan yang akan memperkaya pengetahuan kita akan planet ini,” ucapnya.
Instrumen yang ada di satelit itu, merupakan instumen pertam NASA yang mampu mengukur tingkat keasinan air laut. Seperti diketahui, data variabel ini merupakan variabel penting yang belum pernah diketahui sebelumnya, namun sangat penting untuk mengetahui sirkulasi air laut, keseimbangan antara air asin dan air tawar, serta perubahan iklim.
Misi senilai US$400 juta ini sendiri diberangkatkan pada akhir pekan lalu menggunakan roket Delta 2 yang mengudara dari Vandenberg Air Force Base di Santa Barbara, California, Amerika Serikat.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !